Jumat, 16 September 2011

LABORATORIUM UDARA


 BAHAN PRAKTIKUM LABORATORIUM UDARA:


1. PARTICULATE MATTER 10 (PM 10)
    LOW VOLUME SAMPLER (LVS)
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Tujuan Praktikum
1.      Agar praktikan dapat mengoperasikan alat LVS sesuai dengan prosedur pratikum;
2.      Mengukur kondisi meteorogi terkait dengan perhitungan konsentrasi partikulat;
  1. Mengetahui konsentrasi partikulat tersuspensi yang berukuran kecil dari 10 µm (10 pm).
1.2  Metode Percobaan
Metode yang digunakan adalah adsorbsi pada permukaan filter.
1.3 Prinsip Pengukuran
1.      Udara dihisap melalui filter fiber glass dengan kecepatan aliran uadara (flow rate) 20 L/mnt. Dengan rentang kecepatan aliran udara tersebut, partikulat yang berukuran < 10 µm (diameter aerodinamik) akan tertahan dan menempel pada permukaan filter;
2.      Partikulat yang berukuran besar dari 10 µm akan mengendap pada sekat-sekat elutriator, sehingga partikulat yang akan tertahan pada permukaan filter hanya yang berukuran 10 µm;
3.      Metode ini digunakan untuk mengukur pm10 di udara ambient dengan satuan 10 µg/m3, dengan cara menimbang berat partikel yang tertahan di permukaan filter dan menghitung volume udara yang terhisap;
4.      Selain menentukan konsentrasi partikulat, filter hasil sampling juga dapat digunakan untuk mengetahui komposisi kimia yang terkandung dalam partikulat tersebut. Misal: sulfat, nitrat, ammonium, Cl, dan elemen logam.

 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Partikulat adalah bentuk dari padatan atau cairan dengan ukuran molekul tunggal lebih besar dari 0,002 mikrometer tetapi lebih kecil dari 500 mikrometer yang tersuspensi di atmosfer pada  kondisi normal. Partikulat dapat berupa asap, debu dan uap yang dapat tinggal di atmosfer dalam waktu yang lama. Di samping mengganggu estetika, partikel berukuran kecil di udara dapat terhisap ke ke dalam sistem pernafasan dan menyebabkan penyakit gangguan pernafasan dan kerusakan paru-paru. Partikulat juga merupakan sumber utama haze (kabut asap) yang menurunkan visibilitas.
PM10 merupakan salah satu pencemaran berbentuk partikulat. PM10 adalah material yang terdispersi di udara, baik berbentuk padat maupun cair yang berukuran kecil dari 10 mm. PM10 terdiri dari partikel halus berukuran kecil dari 2,5 mm dan sebagian partikel kasar berukuran 2,5 sampai 10 mm. Sumber (PM10)  berbeda untuk setiap daerah, tergantung dari aktivitas di daerah tersebut.
Particulate matter adalah polutan berupa partikulat tersuspensi, disebut juga PM (Particulate Matter) merupakan salah satu komponen penting terkait dengan pengaruhnya terhadap kesehatan.
PM dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu (Zaini, 2008):
·      Coarse PM
Coarse PM (PM kasar atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 mm, bersumber dari abrasi tanah, debu jalan (debu dari ban atau kampas rem), ataupun akibat agregasi partikel sisa pembakaran. Partikel seukuran ini dapat masuk dan terdeposit di saluran pernapasan utama pada paru (trakhebronakial).
·      Fine PM (< 2,5 mm)
·      Ultrafine (< 0,1 mm)
Fine PM dan ultrafine berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran pernapasan (alveoli) bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistematik.
PM10 dapat berupa (Anonymous A, tanpa tahun):
·      asap, kotoran dan debu dari pabrik, pertanian, dan jalan;
·      jamur, spora, dan serbuk sari.
Sumber PM10:
·      Pembakaran bahan bakar minyak, (gasoline, diesel fuel);
·      Pencampuran dan penggunaan pupuk dan pestisida;
·      Konstruksi, proses-proses industri seperti pembuatan besi dan baja;
·      Pertambangan;
·      Pembakaran sisa pertanian (jerami);
·      Kebakaran hutan.
PM10 menyebabkan dampak merugikan dalam hal:
·      Kesehatan masyarakat;
·      Penurunan visibilitas;
·      Kerusakan estetika.
Dari studi yang dilakukan baru-baru ini, PM10 yang terpapar pada orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung dan paru-paru, terutama orang tua dapat menyebabkan kematian dini. Partikel yang terhisap ke dalam sistem pernafasan akan disisihkan tergantung dari diameternya. Partikel berukuran besar akan tertahan pada saluran pernafasan atas, sedangkan partikel kecil (inhalable) akan masuk ke paru-paru dan bertahan di dalam tubuh dalam waktu yang lama. Partikel inhalable adalah partikel dengan diameter di bawah 10 µm (PM10). PM10 diketahui dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pernafasan, pada konsentrasi 140 µg/m3 dapat menurunkan fungsi paru-paru pada anak-anak, sementara pada konsentrasi 350 µg/m3 dapat memperparah kondisi penderita bronkhitis. Toksisitas dari partikel inhalable tergantung dari komposisinya (.
Langkah-langkah untuk mengurangi polusi PM10 (:
·      Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara;
·      Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell;
·      Menghemat energi yang digunakan;
·      Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal;
·      Yang terpenting adalah untuk menumbuhkan kesadaran diri kita akan pentingnya lingkungan hidup yang sehat.
Partikel inhalable adalah partikel dengan diameter di bawah 10 µm (PM10). PM10 diketahui dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pernafasan, pada konsentrasi 140 µg/m3 dapat menurunkan fungsi paru-paru pada anak-anak, sementara pada konsentrasi 350 µg/m3 dapat memperparah kondisi penderita bronkhitis. Toksisitas dari partikel inhalable tergantung dari komposisinya (.
Partikel di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel– partikel padat cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron. Terdapat hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya. Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup yaitu pada saat partikel masih melayang-layang sebagai pencemar di duara sebelum jatuh ke bumi. Waktu hidup partikel berkisar antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup.
Partikel debu dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu debu organik, debu mineral, dan debu metal. Sumber debu bermacam-macam, tergantung jenis debunya. Partikel debu dipengaruhi oleh daya tarik bumi sehingga cenderung untuk mengendap di permukaan bumi. Partikel debu juga dapat membentuk “flok” sehingga ukurannya menjadi lebih besar permukaannya cenderung untuk basah. Sifat-sifat ini membuat ukurannya menjadi lebih besar sehingga memudahkan proses pengendapannya di permukaan bumi dengan bantuan gaya tarik bumi. Partikel debu dengan diameter 1 milimikron mempunyai kemampuan untuk menghamburkan sinar matahari.
Partikulat digunakan untuk memberikan gambaran partikel cair atau padat yang tersebar di udara dengan ukuran 0,001 µm sampai 500 µm. Partikulat mengandung zat-zat organik maupun zat-zat non organik yang terbentuk dari berbagai macam materi dan bahan kimia. Ukuran partikel dapat menggambarkan seberapa jauh partikel dapat terbawa angin, efek yang ditimbulkannya, sumber pencemarannya dan lamanya masa tinggal partikel di udara.
Berdasarkan lamanya partikel tersuspensi di udara dan rentang ukurannya, partikel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dust fall (setteable particulate) dan suspended particulate matter (SPM). Dust fall adalah partikel berbentuk lebih besar dari 10 µm. SPM adalah partikel yang ukurannya lebih kecil dari 10µm dan keberadaannya terutama berasal dari proses industri dan pembakaran.
 


BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Alat – alat yang digunakan:
  • Face plate panda bagian elutriator ;
  • Elutriator;
  • Motor pompa vakum;
  • Tripod;
  • Neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg;
  • Filter ;
  • Pinset;
  • Kompas, untuk penentuan arah angin;
  • Hygrothermometer, sebagai pengukur suhu dan kelembapan;
  • Barometer, untuk pengukur tekanan udara;
  • Desikator, yang digunakan untuk mengkondisikan filter selama minimal 24 jam sebelum dan setelah sampling dilkaukuan.
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Sebelum praktikum
·         Bersihkan filter yang digunakan dengan menggunakan sikat kecil;
·         Filter dikondisikan selama 24 jam, kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik (pemberian nomor panda filter dilakukan sebelum penimbangan). Sebelum sampling dilakukan filter tidak boleh dilipat;
·         Setelah ditimbang letakkan filter di dalam file box yang telah diisi silica gel dan dilapisi kertas atau alumunium foil;
·         Tutup rapat file box dengan selotip, agar uap air tidak masuk
3.2.2 Pada Saat Praktikum
·         Siapkan sumber arus listrik, pastikan voltase sumber arus listrik sama  dengan voltase sumber arus alat;
·         Pasang tripod setinggi 1–1,5 m sebagai tempat untuk meletakkan elutriator;
·         Pasang filter dengan rapi diantara face plate yang terletak pada slang yang akan menghubungkan elutriator dengan pompa vakum;
·         Hidupkan LVS dan atur laju aliran sampai 20 l/mnt;
·         Catat kecepatan aliran udara setelah alat hidup 5 menit, biarkan sampling berlangsung selama 1 jam;
·         Catat kondisi meteorologi ( suhu, tekanan udara, kelembapan udara, arah, dan kecepatan angin) minimal setiap 10 menit, dan bila sampling berakhir catat  kembali laju aliran udara;
·         Setelah praktikum berakhir matikan LVS, face plate dibuka, filter dikeluarkan, filter dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang mengandung partikulat saling berhadapan;
·         Masukkan filter kedalam plastik;
·         Kondisikan filter selama 24 jam.
3.2.3 Setelah Praktikum
Ø  Timbang filter yang telah dikondisikan minimal 3 kali pengukuran untuk masing masing filter.
Perhitungan :
Konversikan kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3/mnt.
Volume udara yang dihisap
Dimana:
V : volume udara yang terhisap (m3)
Q1: kecepatan aliran udara awal (m3/mnt)
Q2: kecepatan aliran udara akhir (m3/mnt)
T : waktu sampling (mnt)
N : jumlah data pengukuran
Volume STP
Dimana :
Pstp : tekanan standar ( 1atm/760 mmHg)
Vstp : volume standar
Tstp : suhu standar (250C/298 0K)
Hitung Konsentrasi Partikulat Tersuspensi
Dimana:
C : konsentrasi partikulat tersuspensi ( µg/m3)
Ws : berat filter fibber glass setelah sampling (g)
Wo : berat filter fibber glass sebelum sampling (g)
106 : konversi dari g menjadi µg
Konversi sampling menjadi 24 jam
Dimana:
C   = konsentrasi partikulat tersuspensi
t      = Waktu







2. PENGUKURAN GAS
    IMPINGER
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1.      Agar praktikan dapat mengoperasikan impinger sesuai dengan prosedur pratikum;
2.      Mengukur kondisi meteorogi terkait dengan perhitungan konsentrasi pencemar gas;
3.      Mengetahui konsentrasi gas NO2, SO2 dan O3 di udara ambien.
1.2 Metode Percobaan
 Metode yang digunakan adalah absorbsi gas oleh absorban.
1.3 Prinsip Pengukuran
1.      Udara dihisap oleh pompa vakum dengan laju aliran tertentu yang menyebabkan tekanan udara di tabung impinger lebih rendah dari tekanan udara luar. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya gelembung udara yang melewati absorban;
2.      Pada saat terjadinya gelembung udara, zat pencemar gas akan diserap oleh absorban;
3.      Jenis pencemar yang diserap sesuai absorban yang digunakan;
4.      Penyerapan zat pencemar menyebabkan perbedaan warna pada absorban;
5.      Perbedaan warna tersebut diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran lingkungan merupakan peristiwa penyebaran suatu zat dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan seimbang pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga menganggu kesejahteraan manusia. Salah satu pencemaran lingkungan yang sedang bergejolak pada masa sekarang adalah pencemaran udara.
Menurut Wark & Warner (1981), pengertian pencemaran udara adlah hadirnya satu atau lebih kontaminan di atmosfer pada jumlah atau durasi tertentu sehingga dapat atau cenderung menimbulkan pengaruh buruk pada manusia, hewan, tumbuhan dan material serta dapat mengganggu kenyamanan dan kesejahteraan hidup. Menurut PP no. 41, tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara, definisi pencemaran udara hádala “masuknya atau dimasukkannya zat, energi dan atau componen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya”.
Masalah yang dominan dan berpengaruh besar terhadap pencemaran udara adalah penggunaan bahan-bahan bakar yang mengandung gas-gas, diantaranya gas NO2, SO2, dan O3. Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas hidup, manusia berupaya untuk mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada agar tercapainya kualitas hidup yang diinginkan (Anonim A, 2011).
Untuk mengetahui tingkat pencemaran udara diperlukan program pemantauan kualitas udara dari sumber emisi, sehingga dicapai tingkat pencemaran sesuai peraturan emisi udara yang berlaku, agar mutu udara ambien tidak turun ke tingkat tertentu dan dapat memenuhi fungsinya (Anonim A, 2011).
Pencemaran lingkungan dapat diartikan suatu peristiwa penyebaran suatu zat dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan seimbang pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga menganggu kesejahteraan manusia. Salah satu pencemaran lingkungan yang sedang bergejolak adalah pencemaran udara (Anonim A, 2011).
Perkiraan biasanya dampak yang terjadi diprediksi dengan melihat hubungan statistik antara konsentrasi di udara ambien dengan respons gangguan kesehatan berdasarkan stidi dosis respons. Oleh sebab itu, pemantauan pencemar di udara ambien sangat penting untuk mengevaluasi tingkat evaluasi yang terpajang pada reseptor. Data tersebut kemudian digunakan untuk mengevaluasi dan mengestimasi besaran dampak kesehatan dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pencemar tertentu (Anonim A, 2011).
Pengertian pencemaran udara menurut Wark dan Warner (1981), adalah hadirnya satu atau lebih kontaminan di atmosfer pada jumlah atau durasi tertentu sehingga dapat atau cenderung menimbulkan pengaruh buruk bagi manusia, hewan, tumbuhan dan material serta dapat menganggu kenyamanan dan kesejahteraan hidup. Menurut PP NO 41, tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara, definisi pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi dan atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya (Anonim A, 2011).
Terdapat 2 jenis pencemar yaitu sebagai berikut:
1. Zat pencemar primer, yaitu zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara dalam konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut berasal dari komponen udara alamiah seperti karbon dioksida, yang meningkat diatas konsentrasi normal, atau sesuatu yang tidak biasanya, ditemukan dalam udara, misalnya timbal.
2. Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia antar komponen-komponen udara.
Sumber bahan pencemar primer dapat dibagi lagi menjadi dua golongan besar:
1.    Sumber alamiah
Beberapa kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara adalah kegiatan gunung berapi, kebakaran hutan, kegiatan mikroorganisme, dan lain-lain. Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya adalah asap, gas-gas, dan debu.
 
2.    Sumber buatan manusia
Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar bermacam-macam antara lain adalah kegiatan-kegiatan berikut :
a. Pembakaran, seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga, industri, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).
b. Proses peleburan, seperti proses peleburan baja, pembuatan soda, semen, keramik, aspal. Sedangkan bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain adalah debu, uap dan gas-gas.
c. Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral and logam. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama adalah debu.
d.  Proses pengolahan dan pemanasan seperti pada proses pengolahan makanan, daging, ikan, dan penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap, debu, dan bau.
e.  Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Pencemarannya terutama adalah dari instalasi pengolahan air buangannya. Sedangkan bahan pencemarnya yang terutama adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
f.  Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi, proses pengolahan mineral, pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain adalah debu, uap dan gas-gas
g.  Proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap dan debu.
h.  Proses percobaan atom atau nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama adalah gas-gas dan debu radioaktif.
 
Polutan udara umumnya berupa partikel (debu, aerosol, timah hitam) dan gas (CO, NOx, SOx, H2S, Hidrokarbon, Timbal). Udara yang tercemar oleh polutan tersebut menimbulkan dampak yang berbeda tingkatan dan jenisnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi dampak pencemaran udara adalah sebagai berikut: (Seinfeld, 1986)
-       Konsentrasi;
-       Waktu paparan;
-       Sensitivitas;
-          Faktor lain dari lingkungan: kelembapan, temperatur, tekanan;
-       Interaksi antar pencemar.
Pencemaran udara mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan, kerusakan tanaman, tanah dan material, perubahan iklim, menurunkan tingkat visibilitas dan penyinaran matahari, dan pengaruh lainnya. (De Nevers, Noel, 1995)
Sumber-sumber pencemaran udara, diantaranya (Anonim B, 2011):
1.      Sumber tetap (stationary source)
Sumber emisi berada pada posisi tetap dari waktu ke waktu.
Contoh : asap industri, misalnya emisi SO2
2.      Sumber bergerak (mobile source)
Sumber bergerak menghasilkan pencemar yang berpindah dari waktu ke waktu, seperti alat-alat transportasi.
Contoh : bahan bakar dari mobil, pesawat, kereta api, dsb.
3.      Sumber alamiah (natural source)
Contoh : - abu dari letusan gunung berapi ;
                     - angin yang meniup debu dari tanah.
 

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN 
3.1  Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
  1. Pompa vakum berfungsi untuk menghisap udara ambien saat sampling;
  2. Tabung impinger yang berisi absorban berfungsi sebagai tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan penangkap;
  3. Tabung impinger yang berisi silica gel atau wool berfungsi sebagai tempat reaksi antara kontaminan udara yang berisi wool atau silica gel yang berguna sebagai penyaring partikulat yang masuk;
  4. Selang penghubung berfungsi untuk menghubungkan alat-alat impinger dengan flowmeter;
  5. Spektrofotometer berfungsi sebagai alat untuk mengukur absorbansi dari absorbat;
  6. Tabung film berfungsi untuk menyimpan absorban sebelum dan sesudah sampling;
  7. Kompas berfungsi untuk penentuan arah angin;
  8. Pocket weatherman berfungsi untuk mengukur kondisi meteorology seperti tekanan udara, suhu, dan kelembaban;
  9. Kuvet spektro sebagai alat untuk meletakkan absorban sebelum diukur dengan spektrofotometer;
  10. Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu;
  11. Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin;
  12. Pipet takar 10 ml berfungsi untuk memipet larutan atau zat;
  13. Bola hisap befungsi untuk menghisap zat atau larutan dengan bantuan pipet takar;
  14. Labu ukur 25 ml sebagai wadah untuk terjadinya reaksi;
  15. Tripod sebagai tempat kedudukan alat impinger;
  16. Flowmeter berfungsi untuk mengukur laju aliran udara;
  17. Kompor listrik berfungsi untuk memanaskan larutan.

3.2  Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1.      Larutan absorban NO2;
2.      Larutan absorban SO2;
3.      Larutan absorban O3;
4.      Larutan absorban CO;
5.      Asam Sulfamat;
6.      Formaldehid;
7.      Pararosanilin;
8.      Indikator Amilum;
9.      Larutan Iodin 0,05 N;
3.3  Prosedur Praktikum
3.3.1   Sebelum Praktikum
Disediakan  8 bguah botol yang terdiri dari 4 buah botol untuk sampel dan 4 buah lagi untuk blangko. Dimasukkan 10 ml larutan absorban CO, NO2, SO2 dan O3 ke dalam masing-masing botol. Kemudian diletakkan dan simpan di dalam kotak.
3.3.2   Saat Praktikum
1.        Disiapkan sumber arus listrik, pastikan voltase alat sama dengan voltase sumber arus listrik;
2.        Dipasang tripod setinggi 1-1,5m sebagai tempat untuk meletakkan kotak impinger;
3.        Diisi tabung impinger dengan larutan penyerap sesuai dengan parameter gas yang akan diukur;
4.        Dihidupkan pompa vakum dan atur laju aliran udara yang dikehendaki;
5.        Sampling dilakukan selama 1 jam;
6.        Selesai batas waktu sampling yang direncanakan, panel pompa vakum diatur ke posisi off;
7.        Masing-masing tabung impinger yang berisi absorban dipindahkan ke dalam botol film dan diberi tanda sesuai peruntukkannya serta disimpan dalam termos yang telah diisi batu es;
8.        Sampel dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
3.3.3   Setelah Praktikum
3.3.3.1  Sampel NO2
1.      10 ml sampel dimasukkan ke dalam kuvet;
2.      Dimasukkan 10 ml larutan penyerap NO2 ke dalam kuvet;
3.      Diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm;
4.      Nilai absorban sampel yang terukur diplotkan ke kurva kalibrasi NO2.
3.3.3.2 Sampel SO2
10 ml larutan penyerap + 1 ml asam sulfamat, kemudian dikocok. Biarkan selama ± 10 menit. Kemudian ditambahkan 2 ml formaldehyde dan 5 ml pararosanilin. Kocok sampai homogen, kemudian ukur dengan panjang gelombang 548 nm. Perlakuan yang sama dilakukan terhadap sampel.
3.3.3.3 Sampel O3
10 ml larutan penyerap + 5 ml amilum dmasukkan ke dalam labu ukur 25 ml., Dbiarkan ± 15 menit. Diencerkan sampai tanda batas. Kemudian ukur dengan panjang gelombang 352 nm. Perlakuan yang sama dilakukan terhadap sampel.
3.3.3.5 Sampel CO
10 ml larutan penyerap dimasukkan  ke dalam labu ukur 25 ml, dipanaskan ± 10 menit atau hingga kekuningan, kemudian didinginkan. Perlakuan yang sama dilakukan terhadap sampel.
3.4  Rumus
3.4.1   Sampel NO2


Text Box:
 




3.4.2   Sampel SO2
3.4.3   Sampel O3
3.4.4   Sampel CO
3.4.5 Rounded Rectangle:  Konversi sampling menjadi 24 jam:

                                              
Dimana: C24         : konsentrasi partikulat selama 24 jam (µg/m3/ppm)
C1           : konsentrasi partikulat selama 1 jam (µg/m3/ppm)
t2                        : waktu percobaan selama 1 jam (s)
t2                        : waktu percobaan selama 24 jam (s)
p             : konversi canter (0,17-0,2)










7 komentar:

  1. artikel nya bagus nih, tapi rumus2 yang anda cantumkan tidak terlihat nih..
    boleh minta softcopy nya sebelum di posting disini ga?
    kirim ke a_whE@msn.com aja, terimakasih ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya akan menanggapi permintaan anda secepatnya, mohon cek email anda.

      terima kasih

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. terimakasih. sangat membantu sekali. dafpus ny mana?

    BalasHapus
  4. mbak kirim kan rumusx dong alx skripsi saya berhubungan dengan artikel mbak
    di kirim di emailQ fitriana305@yahoo.com

    BalasHapus
  5. postingan mbak sangat bagus nih.
    krbetulan tugas akhir saya berhubungan dg postingan mbak.
    apa boleh saya meminta soft copynya?
    rumus yg mbak posting gk terlihat ini.
    file bisa dikirim ke email saya dzydea@gmail.com
    terimakasih banyak atas bantuannya mbak. :)

    BalasHapus
  6. iya nih mbak, saya juga perlu rumus-rumusnya
    mohon bantuannya

    BalasHapus